26313279
KONFERENSI ASIA - AFRIKA
Konferensi Tingkat Tinggi
Asia–Afrika (disingkat KTT Asia Afrika atau KAA; kadang juga disebut Konferensi Bandung) adalah sebuah konferensi antara
negara-negara Asia dan Afrika,
yang kebanyakan baru saja memperoleh kemerdekaan. KAA diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar (dahulu Burma),
Sri Lanka (dahulu Ceylon), India dan Pakistan dan
dikoordinasi oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Sunario. Pertemuan ini berlangsung antara 18 April-24 April 1955,
di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia dengan
tujuan mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan melawan kolonialisme atau neokolonialismeAmerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya.
A. Latar Belakang Konferensi
Asia Afrika
Sebelum perang dunia II, negara-negara dunia ketiga yang berada di kawasan benua Asia dan Afrika umumnya adalah daerah jajahan. Namun setelah berakhirnya perang dunia II pada Agustus 1945, negara-negara dunia ketiga menjadi bangkit dan semakin meningkatkan perjuangan mereka untuk memperoleh kemerdekaan. Hal tersebutlah yang menyebabkan timbulnya konflik dan pergolakan di berbagai tempat seperti konflik di Semenanjung Korea, Vietnam, Palestina, Yaman, Daratan China, Afrika, dan Indonesia.
Kondisi keamanan dunia yang masih belum stabil pasca berakhirnya perang dunia kedua tersebut semakin diperparah dengan munculnya perang dingin antara dua blok yang saling berseberangan yaitu Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat, dan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Sovyet. Kedua kekuatan besar yang saling berlawanan baik secara ideologis maupun kepentingan tersebut terus berlomba-lomba untuk membangun senjata modern, sehingga situasi dunia pada saat itu selalu diliputi oleh kecemasan akan terjadinya perang nuklir.
Kondisi tersebutlah yang mendorong negara-negara yang baru merdeka untuk menggalang persatuan dan mencari jalan keluar demi meredakan ketegangan dunia dan memelihara perdamaian.
B. Persiapan Penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika
Sebelum Konferensi Asia Afrika (KAA) diselenggarakan, telah terlebih dahulu dilaksanakan pertemuan pendahuluan di Colombo (Srilanka) pada tanggal 28 April 1954 hingga 2 Mei 1954. Pertemuan inilah yang dikenal sebagai Konferensi Colombo. Hasil dari Konferensi Colombo ini adalah kesepakatan untuk menyelenggarakan konferensi lanjutan antara negara-negara Asia-Afrika.
Pertemuan selanjutnya diadakan di Bogor (Indonesia) pada tanggal 28-31 Desember 1954. Dalam pertemuan ini, dibahas mengenai persiapan penyelenggaraan KAA. Konferensi di Bogor ini dikenal sebagai Konferensi Panca Negara. Hasil dari Konferensi Panca Negara antara lain:
Sebelum perang dunia II, negara-negara dunia ketiga yang berada di kawasan benua Asia dan Afrika umumnya adalah daerah jajahan. Namun setelah berakhirnya perang dunia II pada Agustus 1945, negara-negara dunia ketiga menjadi bangkit dan semakin meningkatkan perjuangan mereka untuk memperoleh kemerdekaan. Hal tersebutlah yang menyebabkan timbulnya konflik dan pergolakan di berbagai tempat seperti konflik di Semenanjung Korea, Vietnam, Palestina, Yaman, Daratan China, Afrika, dan Indonesia.
Kondisi keamanan dunia yang masih belum stabil pasca berakhirnya perang dunia kedua tersebut semakin diperparah dengan munculnya perang dingin antara dua blok yang saling berseberangan yaitu Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat, dan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Sovyet. Kedua kekuatan besar yang saling berlawanan baik secara ideologis maupun kepentingan tersebut terus berlomba-lomba untuk membangun senjata modern, sehingga situasi dunia pada saat itu selalu diliputi oleh kecemasan akan terjadinya perang nuklir.
Kondisi tersebutlah yang mendorong negara-negara yang baru merdeka untuk menggalang persatuan dan mencari jalan keluar demi meredakan ketegangan dunia dan memelihara perdamaian.
B. Persiapan Penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika
Sebelum Konferensi Asia Afrika (KAA) diselenggarakan, telah terlebih dahulu dilaksanakan pertemuan pendahuluan di Colombo (Srilanka) pada tanggal 28 April 1954 hingga 2 Mei 1954. Pertemuan inilah yang dikenal sebagai Konferensi Colombo. Hasil dari Konferensi Colombo ini adalah kesepakatan untuk menyelenggarakan konferensi lanjutan antara negara-negara Asia-Afrika.
Pertemuan selanjutnya diadakan di Bogor (Indonesia) pada tanggal 28-31 Desember 1954. Dalam pertemuan ini, dibahas mengenai persiapan penyelenggaraan KAA. Konferensi di Bogor ini dikenal sebagai Konferensi Panca Negara. Hasil dari Konferensi Panca Negara antara lain:
- Mengadakan
Konferensi Asia Afrika di Bandung pada bulan April 1955.
- Menetapkan
kelima negara peserta Konferensi Panca Negara (Konferensi Bogor) sebagai
negara-negara sponsor.
- Menetapkan
jumlah negara Asia Afrika yang akan diundang.
- Menentukan
tujuan pokok Konferensi Asia Afrika.
Konferensi Panca Negara sendiri dihadiri oleh
lima negara pelopor, yaitu:
- Indonesia, diwakili oleh Perdana Menteri
Mr. Ali Sastroamijoyo.
- India, diwakili oleh Perdana Menteri Shri
Pandit Jawaharlal Nehru.
- Pakistan, diwakili oleh Perdana Menteri
Muhammad Ali Bogra.
- Srilanka, diwakili oleh Perdana Menteri
Sir John Kotelawa.
- Burma (sekarang Myanmar), diwakili oleh
Perdana Menteri U Nu.
C. Tujuan
Konferensi Asia Afrika
Tujuan diselenggarakan KAA antara lain:
Tujuan diselenggarakan KAA antara lain:
- Kepentingan bersamaa negara-negara Asia
Afrika.
- Meningkatkan kerjasama dalam bidang
ekonomi, sosial, dan budaya.
- Kedaulatan negara, imperialisme, dan
masalah-masalah rasialisme.
- Kedudukan negara-negara Asia Afrika dalam
upaya mewujudkan perdamaian dunia.
D. Pelaksanaan Konferensi Asia
Afrika
Konferensi Asia Afrika dilaksanakan dilaksanakan di Bandung pada tanggal 18-25 April 1955. Konferensi ini berlangsung di Gedung Merdeka yang sekarang terletak di Jalan Asia Afrika, Bandung. Konfrensi yang dibuka secara resmi oleh Presiden Sukarno pada tanggal 18 April 1955 ini dihadiri oleh 29 negara, dan dan 6 diantaranya adalah negara-negara Afrika.
Konferensi Asia Afrika dilaksanakan dilaksanakan di Bandung pada tanggal 18-25 April 1955. Konferensi ini berlangsung di Gedung Merdeka yang sekarang terletak di Jalan Asia Afrika, Bandung. Konfrensi yang dibuka secara resmi oleh Presiden Sukarno pada tanggal 18 April 1955 ini dihadiri oleh 29 negara, dan dan 6 diantaranya adalah negara-negara Afrika.
Gedung Merdeka
Ke-29 negara peserta Konferensi Asia Afrika di Bandung tersebut antara lain: Afganistan, Yordania, Saudi Arabia, Burma, Kamboja, Srilanka, Jepang, Laos, Sudan, Ethiopia, Libanon, Suriah, Filipina, Liberia, Turki, Ghana, Libya, Vietnam Selatan, India, Thailand, Vietnam Utara, Indonesia, Mesir, Yaman, Irak, Nepal, Pakistan, Iran, dan RRC.
Susunan pengurus Konferensi Asia Afrika adalah sebagai berikut:
- Ketua Komite : Mr. Ali Sastroamijoyo
- Ketua Komite Ekonomi : Prof. Ir Rooseno
- Ketua Komite Kebudayaan : Mr. Moh. Yamin
- Sekretaris Jenderal : Roeslan Abdul Ghani
Berbagai
masalah yang dibahas dalam konferensi tersebut antara lain:
- Usaha untuk
meningkatkan kerjasama bidang ekonomi, sosial, budaya, dan hak asasi
manusia.
- Hak
menentukan nasib sendiri.
- Rasialisme
(perbedaan warna kulit).
- Kerjasama
internasional.
- Masalah
pelucutan senjata.
- Masalah
rakyat yang masih terjajah di Afrika Utara.
- Masalah
Irian Barat.
E. Hasil Konferensi Asia Afrika
Hasil
Konferensi Asia Afrika yang paling penting adalah telah terjadinya suatu
kerjasama di antara negara-negara Asia Afrika. Selain itu, pertemuan KAA telah
berhasil pula merumuskan sepuluh asas yang tercantum dalam Dasasila Bandung.
Dalam Dasasila Bandung, tercermin penghargaan terhadap hak asasi manusia,
kedaulatan semua bangsa, dan perdamaian dunia. Dan berikut adalah isi Dasasila
Bandung.
Dasasila Bandung
- Menghormati
hak-hak asasi manusia sesuai dengan Piagam PBB.
- Menghormati
kedaulatan wilayah setiap bangsa.
- Mengakui
persamaan semua ras dan persamaan semua bangsa baik besar maupun kecil.
- Tidak
melakukan campur tangan dalam soal-soal dalam negara lain.
- Menghormati
hak tiap-tiap bangsa untuk mempertahankan diri secara sendirian atau
secara kolektif.
- Tidak
melakukan tekanan terhadap negara lain.
- Tidak
melakukan agresi terhadap negara lain.
- Menyelesaikan
masalah dengan jalan damai.
- Memajukan
kerjasama dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya.
- Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban internasional
Konferensi Asia Afrika membawa pengaruh yang besar bagi solidaritas dan perjuangan kemerdekaan bangsa di Asia dan Afrika. Pengaruh Konferensi Asia Afrika adalah sebagai berikut.
·
Perintis
dalam membina solidaritas bangsa-bangsa dan merupakan titik tolak untuk
mengakui kenyataan bahwa semua bangsa di dunia harus dapat hidup berdampingan
secara damai.
· Cetusan
rasa setia kawan dan kebangsaan bangsa-bangsa Asia Afrika untuk menggalang
persatuan.
·
Penjelmaan
kebangkitan kembali bangsa-bangsa di Asia dan Afrika.
·
Pendorong
bagi perjuangan kemerdekaan bangsa di dunia pada umumnya serta di Asia dan
Afrika khususnya.
· Memberikan
pengaruh yang besar terhadap perjuangan bangsa-bangsa di Asia dan Afrika dalam
mencapai kemerdekaannya.
·
Banyak
negara-negara Asia-Afrika yang merdeka kemudian masuk menjadi anggota PBB.
Selain
membawa pengaruh bagi solidaritas dan perjuangan kemerdekaan bangsa di Asia dan
Afrika, Konferensi Asia Afrika juga menimbulkan dampak yang penting dalam
perkembangan dunia pada umumnya. Pengaruh atau dampak itu, antara lain sebagai
berikut.
·
Konferensi
Asia Afrika mampu menjadi penengah dua blok yang saling berseteru sehingga
dapat mengurangi ketegangan/détenteakibat Perang Dingin dan mencegah terjadinya
perang terbuka.
·
Gagasan
Konferensi Asia Afrika berkembang lebih luas lagi dan diwujudkan dalam Gerakan
Non Blok.
·
Politik bebas
aktif yang dijalankan Indonesia, India, Burma (Myanmar), dan Sri Lanka tampak
mulai diikuti oleh negara-negara yang tidak bersedia masuk Blok Timur ataupun
Blok Barat.
·
Belanda cemas
dalam menghadapi kelompok Asia Afrika di PBB sebab dalam Sidang Umum PBB,
kelompok tersebut mendukung tuntutan Indonesia atas kembalinya Irian Barat ke
pangkuan RI.
·
Australia dan
Amerika Serikat mulai berusaha menghapuskan diskriminasi ras di negaranya.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar