NADIA LISTIARINI
4TB06
KRITIK
ARSITEKTUR
METODE KRITIK
DESKRIPTIV – DEPICTIVE CRITISM (GAMBARAN BANGUNAN)
MASJID
ISTIQLAL
Masjid Istiqlal didirikan pada 24 Agustus 1951. Pembangunan masjid ini
di prakarsai oleh Presiden R.I pada saat itu yaitu Ir. Soekarno. Bangunan ini
berdiri diatas tanah seluas 12 Hektar, sedangkan luas bangunannya sendiri yaitu
7 Hektar dengan luasan lantai 72.000 m2 dan luas atap 21.000 m2.
Masjid yang megah ini adalah bangunan berlantai dua. Lantai pertama untuk perkantoran, ruang pertemuan, instalasi
AC sentral dan listrik, kamar mandi, toilet dan ruang tempat wudhu. Lantai dua,
untuk salat yang terdiri dari ruang salat utama dan teras terbuka yang luas
guna untuk menampung jemaah yang melimpah terutama pada saat salat Idul Fitri
dan Idul Adha. Lantai utama yang disediakan untuk ruang sholat baik
Rawatib ataupun sholat sunnat lainnya terletak di gedung utama dengan daya
tampung 61.00 orang jamaah. Di bagian depan terdapat Mihrab tempat di mana imam
memimpin sholat jamaah, dan disebelah kanan mihrab terdapat mimbar yang
ditinggikan.
Adanya
dua bangunan masjid; yaitu bangunan utama dan bangunan pendamping (berfungsi
sebagai tangga, ruang tambahan dan pintu masuk Al Fattah), serta dua kubah
yaitu kubah utama dan kubah pendamping, melambangkan angka "2" atau
dualisme yang saling berdampingan dan melengkapi; langit dan bumi, kepentingan
akhirat dan kepentingan duniawi, bathin dan lahir, serta dua bentuk hubungan
penting bagi muslim yaitu Hablum
minallah (hubungan manusia
dengan Tuhannya) dan Hablum
minannaas (hubungan manusia
dengan sesamanya). Hal ini sesuai dengan sifat agama Islam yang lengkap,
mengatur baik urusan keagamaan maupun sosial kemasyarakatan.
Rancangan
interior masjid ini sederhana, minimalis, dengan hiasan minimal berupa ornamen
geometrik dari bahan baja antikarat. Sifat gaya arsitektur dan ragam hias
geometris yang sederhana, bersih dan minimalis ini mengandung makna bahwa dalam
kesederhanaan terkandung keindahan. Pada dinding utama yang menghadap kiblat terdapat mihrab dan mimbar di tengahnya. Pada dinding utama
terdapat ornamen logam bertuliskan aksara Arab Allah di sebelah kanan dan nama Muhammad di sebelah kiri, di tengahnya terdapat
kaligrafi Arab Surah Thaha ayat ke-14.
Masjid
Istiqlal mempunyai kubah besar yang menjadi ciri khasnya apabila dilihat dari
kejauhan. Kubah ini sebagai simbol islami suatu masjid. Kubah yang begitu kokoh
dengan diameter 45 meter, terbuat dari kerangka baja anti karat dengan berat 86
ton, sementara lapisan luarnya di lapisi dengan keramik. Diameter 45 meter merupakan simbol penghormatan dan rasa
syukur atas kemerdekaan Bangsa Indonesia pada tahun 1945 sesuai dengan nama
Istiqlal itu sendiri. Bagian bawah sekeliling kubah terdapat kaligrafi Surat
Yassin yang ditulis oleh K.H Fa'iz seorang Khatthaath senior dari Jawa Timur. Dari
dalam kubah di topang oleh 12 pilar berdiameter 2,6 meter dengan tinggi 60
meter, 12 buah pilar ini merupakan simbol angka kelahiran nabi Muhammad SAW
yaitu 12 Rabiul Awal tahun Gajah atau 20 April 571 M. Terlihat jelas bahwa segala pengukuran yang
terdapat di ornament ataupun detail Masjid Istiqlal mempunyai simbol dan makna
sendiri sehingga desainnya sangat terukur dan tidak sembarangan.
Masjid Istiqlal dikenal
sebagai masjid terbesar di Asia Tenggara, dapat menampung ribuan jemaat untuk
solat. Ruangan salat yang terkenal dengan kemegahannya dan kenyamanannya
terletak di lantai pertama, tepat diatas lantai dasar. Lantai dasar masjid
seluruhnya ditutupi oleh Marmer sehingga terasa sejuk dan dingin ketika
menginjak lantai Masjid Istiqlal. Di lantai dasar terdapat ruang perkantoran,
ruang serba guna, dan ruang penunjang masjid lainnya. Perletakan ruang-ruang
tersebut dibawah ruang ibadah mencerminkan penghormatan yang tinggi kepada
proses peribadahan umat Islam.
Selain itu, bagian lain dari masjid
Istiqlal adalah menara masjid yang memiliki ketinggian 96 meter. Bangunan
menara meruncing ke atas ini berfungsi sebagai tempat Muadzin mengumandangkan
adzan. Di atasnya terdapat pengeras suara yang dapat menyuarakan adzan ke
kawasan sekitar masjid. Menara
megah tersebut melambangkan keagungan Islam, dan kemuliaan kaum muslimin.
Keistimewaan lainnya, menara yang terletak di sudut selatan masjid, dengan
ketinggian 6.666 cm ini dinisbahkan dengan jumlah ayat-ayat Al-Quran. Pada
bagian ujung atas menara, berdiri kemuncak (pinnacle) dari besi baja
yang menjulang ke angkasa setinggi 30 meter sebagai simbol dari jumlah juz
dalam Al-Quran. Menara dan kemuncak baja ini membentuk tinggi total menara
sekitar 90 meter. Puncak menara
yang meruncing dirancang berlubang-lubang terbuat dari kerangka baja tipis.
Angka 6.666 merupakan simbol dari jumlah ayat yang terdapat dalam AL- Quran,
seperti yang diyakini oleh sebahagian besar ulama di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar