by: Nadia Listiarini
1TB06
26313279
1. Manusia dan cinta kasih
Jika dilihat dari segi pengertian masing-masing kata antara
manusia, cinta serta kasih itu sendiri. Manusia adalah makhluk Tuhan yang
diciptakan dengan kesempurnaan. Manusia dimuka bumi ini banyak memegang peranan
penting dalam banyak hal segi kehidupan. Manusia diklasifikasikan sebagai
makhluk sosial karena manusia dianggap sebagai makhluk Tuhan yang mampu
bersosialisasi dengan sangat baik terhadap banyak makhluk ciptaan Tuhan yang
lainnya. Lalu cinta menurut kamus umum
bahasa Indonesia karya W.J.S Poerwa Darminta, cinta adalah rasa sangat suka
(kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat
tertarik hatinya. Jadi cinta adalah kosakata komprehensif dan ekspresif
yang memuat seluruh rasa emosional. Tidak ada seorang pun diantara kita yang
bisa hidup tanpa energi cinta didalam dirinya, dan alangkah indahnya jika
segala sesuatu dikerjakan dengan cinta.
Sedangkan kasih adalah perasaan yang dimiliki oleh setiap
manusia, perasaan ini akan timbul apabila manusia tersebut mempunyai rasa
memiliki dan menyayangi. Kasih juga bisa dikatakan hubungan keterkaitan antara
manusia tersebut dengan sesuatu. Dan kasih bisa bermakna luas, bukan hanya
antara manusia dengan manusia, tetapi bisa juga antara Tuhan dengan manusia.
Dan dengan adanya rasa kasih tersebut membuat manusia mempunyai tujuan hidup
yang akan diperjuangkan.
Jadi
manusia dan cinta kasih sangatlah erat hubungannya satu sama lain karena ketika
seseorang hidup tidak mungkin ia akan bertahan dalam kesendirian, maka dari itu
manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena adanya proses dari
penggabungan, pemanfaatan dan kebutuhan dari cinta dan kasih itu sendiri.
Manusia adalah makhluk sosial yang perlu ikatan antar setiap manusia. Ikatan itu bisa berbentuk tali persaudaraan, perkawanan, persahabatan, dan cinta kasih antara manusia bahkan ada cinta kasih terhadap makhluk hidup lainnya seperti hewan dan tanaman. Kali ini saya akan membahas hubungan manusia dan cinta kasih. Cinta kasih seorang manusia bisa berbagai jenis seperti: cinta kasih terhadap pasangan, terhadap orang tua, terhadap suatu pekerjaan yang memungkinkan dia mengeluarkan rasa cintanya tersebut. Manusia dan cinta kasih kepada manusia ssangat diperlukan agar suasana lingkungan sekitar kita tinggal terasa nyaman dan menimbulkan kehidupan rukun serta damai tanpa adanya perseteruan antara 2 orang ataupun lebih. Manusia tanpa cinta kasih bagaikan manusia tanpa perasaan dan akan membuat manusia itu berdarah dingin dan tidak peduli dengan lingkungan yang ada disekitarnya.
Manusia dan cinta kasih tidak dapat dipisahkan karena memang keduanya sangat berkaitan. Manusia normal mempunyai rasa cinta dan kasih kepada orang terdekatnya, banyak manusia pada zaman sekarang kehilangan rasa tersebut karena banyaknya tekanan seperti pekerjaan dan banyak hal yang bisa membuat manusia kehilangan rasa cinta dan kasih sayangnya.
Dalam bukunya seni mencinta, Erich Fromm meyebutkan, bahwa cinta itu memberi bukan menerima. Dan memberi merupakan ungkapan yang paling tinggi dalam hal kemampuan. Cinta selalu menyatakan unsur-unsur dasar tertentu, yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian dan pengenalan.
Kasih
Sayang
Dalam
kasih sayang sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut
tanggungjawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, salng pengertian, saling
terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh. Bila salah
satunya unsur kasih sayang itu hilang, misalnya unsur tanggungjawab, maka
retaklah keutuhan rumah tangga itu. Kasih sayang yang tidak disertai kejujuran,
terancamlah kebahagiaan rumah tangga itu.
Kasih sayang, dasar komunikasi dalam suatu
keluarga. Komunikasi antara anak dan orang tua. Komunikasi
antara anak dan orang tua. Pada prinsipnya anak trelahir danterbentuk sebagai
hasil curahan kasih sayang orang tuanya. Pengembangan watak anak dan
selanjutnya tak boleh lepas dari kasih sayang danperhatian orang tua. Suatu
hubungan yang harmonis akan terjadi bila hal itu terjadi secara timbale balik antara
orang tua dan anak. Adanya kasih sayng ini mempengaruhi kehidupan si anak dalam
masyarakat. Orang tua dalam memberikan kasih sayangnya bermacam-macam demikian
pula sebaliknya.
2.
Manusia dan Tanggung Jawab
Dalam
konteks sosial manusia merupakan makhluk sosial. Ia tidak dapat hidup sendirian
dengan perangkat nilai-nilai selera sendiri. Nilai-nilai yang di perankan
seseorang dalam jalinan sosial harus dipertanggungjawabkan sehingga tidak
mengganggu konsensus nilai yang telah disetujui bersama. Tanggung
jawab erat kaitannya dengan kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu yang dibebankan
terhadap seseorang, kewajiban merupakan tandingan terhadap hak, dan dapat juga
tidak mengacu kepada hak, maka tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung
jawab terhadap kewajibannya.
Kewajiban dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Kewajiban terbatas
b) Kewajiban tidak terbatas
Pengertian Tanggung
Jawab
Tanggung jawab adalah sifat terpuji yang mendasar dalam diri manusia. Selaras dengan
fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki
sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin
meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap
insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menuntut
kepedulian dan tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan frekuensi tanggung jawab
masing-masing individu berbeda.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang
di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban. Tanggung jawab menurut kamus umum
Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya.Tanggung
jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang
disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Manusia yang bertanggung jawab
adalah manusia yang berani menghadapi masalahnya sendiri.
Macam-Macam Tanggung
Jawab
Ada beberapa jenis tanggung jawab, yaitu :
1.
Tanggung Jawab Terhadap Diri Sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri, menuntut kesadaran setiap orang untuk
memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia
pribadi. Dengan demikian bisa memecahkan masalah-masalah mengenai dirinya
sendiri. Menurut sifat dasarnya, manusia adalah makhluk bermoral, tetapi
manusia juga seorang pribadi, karena itu manusia mempunyai pendapat sendiri,
perasaan sendiri, dan angan-angan sendiri.
2.
Tanggung Jawab Terhadap Keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung
jawab pada keluarganya. Tanggung jawab ini tidak hanya menyangkut nama baik
keluarga, tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan,
pendidikan, dan kehidupan.
3.
Tanggung Jawab Terhadap Masyarakat
Pada hakekatnya, manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai
dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain,
maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga dengan
demikian, manusia di sini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai
tanggung jawab, agar dapat melangsungkan hidupnya di dalam masyarakat tersebut.
4.
Tanggung Jawab Kepada Bangsa / Negara
Setiap manusia atau individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir
dan bertindak, manusia terikat oleh norma-norma dan aturan. Manusia tidak dapat
berbuat semaunya sendiri. Jika perbuatannya salah, dan melanggar aturan dan
norma tersebut, maka manusia itu harus bertanggung jawab kepada bangsa atau
negaranya.
5.
Tanggung Jawab terhadap Tuhan
Penciptaan manusia dilandasi oleh sebuah tujuan luhur. Maka, tentu saja
keberadaannya disertai dengan berbagai tanggung jawab. Konsekuensi kepasrahan
manusia kepada Allah Swt, dibuktikan dengan menerima seluruh tanggung jawab
(akuntabilitas) yang datang dari-Nya serta melangkah sesuai dengan aturan-Nya. Berbagai
tanggung jawab ini, membentuk suatu relasi tanggung jawab yang terjadi antara
Tuhan, manusia dan alam. Hal tersebut meliputi antara lain: tanggung jawab
manusia terhadap Tuhan, tanggung jawab manusia terhadap sesama, tanggung jawab
manusia terhadap alam semesta serta tanggung jawab manusia ter hadap dirinya
sendiri. Tanggung jawab manusia terhadap Tuhan meliputi dua aspek pokok.
Pertama, mengenal Tuhan. Kedua, menyembah dan beribadah kepada-Nya.
Pengabdian dan
Pengorbanan
Wujud tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan
pegorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga
sebagai perwujudan kesetiaan, cinta kasih sayang, norma, atau satu ikatan dari
semua itu dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa
tanggung jawab. Apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencapai
kebutuhan, hal itu berarti mengabdi kepada keluarga. Manusia tidak ada dengan
sendirinya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan
manusia wajib mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian berarti penyerahan diri
sepenuhnya kepada Tuhan, dan merupakan perwujudan tanggung jawab kepada Tuhan.
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan,
sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan
demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung keikhlasan yang
tidak mengandung pamrih. Suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral
yang tulus ikhlas semata-mata. Perbedaan antara pengabdian dan pengorbanan
tidak begitu jelas. Karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan. Antara
sesama kawan sulit dikatakan pengabdian karena kata pengabdian mengandung arti
lebih rendah tingkatannya, tetapi untuk kata pengorbanan dapat juga diterapkan
kepada sesama teman.
Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta
benda, pikiran dan perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan
diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada
transaksi, kapan saja diperlukan. Pengabdian lebih banyak menunjuk pada
perbuatan sedangkan pengorbanan lebih banyak menunjuk pada pemberian sesuatu
misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya. Dalam pengabdian selalu
dituntut pengorbanan, tetapi pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.
3. Manusia dan Harapan
Harapan, setiap manusia pasti memiliki harapan
untuk kehidupannya, harapan-harapan yang baik pastinya. Manusia yang tidak
memiliki harapan dalam hidupnya adalah manusia yang memiliki sifat pesimistis,
gampang putus asa, dan mudah menyerah. Tidaklah baik memiliki sifat seperti
itu. Sekecil apapun harapan yang ada kita haruslah percaya pada harapan
tersebut, karena itulah yang memberikan semangat pada kita untuk dapat terus
berlanjut pada apa yang ingin kita raih.
Berharap sebaiknya diiringi juga dengan berdoa dan kerja keras, agar harapan
itu sesuai dengan apa yang kita inginkan. Namun terlalu berharap lebih pun itu
tidak baik, karena akan sangat mengecewakan ketika harapan tak sesuai dengan
kenyataan. Tapi bukan berarti hidup berhenti sampai disitu saja saat harapan
yang ada tak sesuai dengan keinginan, masih ada harapan-harapan lain.
A. Pengertian
Harapan
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi,
sehingga harapan dapat diartikan sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Yang
dapat disimpulkan harapan itu menyangkut permasalahan masa depan. Setiap
manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati
dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya
berupa pesan – pesan kepada ahli warisnya. Harapan tersebut tergantung pada
pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing – masing.
Misalnya, Budi hanya mampu membeli sepeda, biasanya tidak mempunyai harapan
untuk membeli mobil. Seorang yang mempunyai harapan yang berlebihan terkadang
akan berakibat menjadi tertawaan orang banyak seperti pribahasa “Si pungguk
merindukan bulan”, walaupun tidak ada yang tidak mungkin didunia ini bila Tuhan
berkehandak. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri
sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan dapat
terwujud, maka diperlukan usaha dengan sungguh – sungguh, berdoa dan pada
akhirnya bertawakal agar harapan itu dapat terwujud.
B. Apa Sebab Manusia
Mempunyai Harapan ?
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia
langsung disambut dalam suatu interaksi hidup, yakni ditengah suatu keluarga
atau sebagai anggota masyarakat. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari
interaksi hidup. Ditengah – tengah yang lainnya, seseorang dapat hidup dan
berkembang baik fisik atau jasmani maupun mental atau spiritualnya. Ada dua hal
yang mendorong orang hidup berinteraksi dengan manusia lain, yakni dorongan
kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
Dorongan kodrat, ialah sifat, keadaan atau pembawaan alamiah yang sudah
terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya
menangis, bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan
sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua. Dorongan
kebutuhan hidup, sudah kodratnya bahwa manusia mempunyai bermacam – macam
kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas
kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya
harapan manusia atau kebutuhan manuis itu ialah :
a) Kelangsungan
hidup (survival)
b) Keamanan
(safety)
c) Hak dan
kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
d) Diakui
linkungan (status)
e) Perwujudan
cita – cita (self actualization)
- http://iqbalaul.wordpress.com/2013/01/10/hubungan-manusia-dan-cinta-kasih/
- http://debbychintyatari.wordpress.com/2013/05/12/hubungan-manusia-dan-tanggung-jawab/
- http://debbychintyatari.wordpress.com/2013/05/12/hubungan-manusia-dan-harapan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar